Kepemimpinan
sudah menjadi topic bahasan, spekulasi, dan debat sejak zaman Plato. Di setiap
organisasi di seluruh dunia, mulai dari konglomerasi raksasa hingga toko
kelontong pasti ada pemimpinnya.
A. Arti
Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan
didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian
tujuan organisasi yang relevan. Berdasarkan definisi ini, anda tidak harus
menjadi pemimpin formal untuk memimpin orang. Peran pemimpin informal bisa sama
pentingnya dengan pemimpin formalndalam mencapai kesuksesan kelompok.
Pemimpin
seperti Jim Goodnight dari SAS dapat membuat perbedaan terhadap hasil akhir
seperti kinerja, pencapaian target, atau pertumbuhan dan perkembangan individu.
Meskipun demikian, perilaku spesifik yang diterapkan dan proses yang digunakan
oleh para pemimpin untuk mencapai target dan kinerja tersebut masih dapat
dikatakan ambigu.
Masih
sedikit bukti empiris yang menunjukkan tingkat efek kepemimpinan terhadap
kinerja. Ada beberapa penjelasan terhadap hal ini. Pertama, orang-orsng yang
terpilih sebagai pemimpin memiliki kesamaan latar belakang, pengalaman dan
kualifikasi. Kesamaan di antara individu yang terpilih sebagai pemimpin akan
mengurangi perbedaan karakteristik yang ditunjukkaan oleh para pemimpin
tersebut. Kedua, seorang pemimpin, bahkan pada level yang tertinggi, tidak
memiliki control unilateral terhadap sumber daya. Keputusan yang besar tetap
harus mendapat persetujuan, penelaahan ulang atau modifikasi dari pihak lain. Ketiga,
banyak factor yang tidak bisa dikontrol oleh pemimpin.
B.
Tipologi
Kepemimpinan
Tipe
kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok masyarakat dapatdigolongkan
dalam enam tipe sebagai berikut
1. Tipe
Otokratis
Seorang
pemimpin yang otokratis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai
berikut
a. Menganggap
organisasi sebagai milik pribadi
b. Mengidentikan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c. Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata
d. Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat
e. Terlalu
tergantung kepada kekuasaan formilnya
f. Dalam
tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
pemaksaan dan punitive(bersifat menghukum)
Berdasarkan
cirri-ciri di atas dapat dilihat bahwa tipe kepemimpinan otokratis kurang atau
bahkan tidak tepat untuk suatu organisasi atau kelompok masyarakat saat ini
dimana hak-hak asasi manusia yang menjadi anggota organisasi atau kelompok
masyarakat tersebut juga harus dihormati.
2. Tipe
Militeristis
Seorang
pemimpin dengan tipe militeristis tidak berarti selalu seorang pemimpin dari
organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militerisasi adalah seorang
pemimpin yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut
a. Dalam
menggerakkan bawahannya lebih sering mempergunakan system perintah
b. Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung pada pangkat dan jabatan
c. Senang
pada formalitas yang berlrbih-lebihan
d. Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
e. Sukar
menerima kritik dari bawahannya
f. Menggemari
upacara-upcara utnuk berbagai keadaan
Berdasarkan
ciri-ciri di atas maka dapat dilihat bahwa seorang pemimpin yang militeristis
bukanlah pemimpin yang ideal dalam suatu masyarakat sipil karena akan
membungkam aspirasi warga. Sesuai dengan namanya, tipe ini selayaknya
diterapkan di kalangan militer yang secara organisatoris memang memiliki
struktur yang hierarkis.
3. Tipe
Paternalistis
Seorang
pemimpin bertipe paternalistis memiliki cirri-ciri sebagai berikut
a. Menganggap
bahwa bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
b. Bersikap
terlalu melindungi
c. Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut mengambil keputusan
d. Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut mengambil inisiatif
e. Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya
f. Sering
bersikap maha tahu
Tipe kepemimpinan ini berkembang
dimasa lalu oleh karena kecendrungan berkembangnya pola hubungan patron-klien
dalam masyarakat, dimana pemimpin merupakan yang serba hebat dan harus ditiru
dan diikuti oleh masyarakat sebagai klien.
Tipe ini sedikit banya juga
merupakan reproduksi pola hubungan dalam keluarga di masyarakat yang menganut system
paternalistis dimana peran utama ada pada seorang bapak/suami, dan istri
beserta anak-anaknya harus tunduk pada suami/bapak.
4.
Tipe Kharismatik
Adalah tipe kepemimpinan yang
dipandang sulit untuk dianalisis, karena literature yang ada tentang
kepemimpinan kharismatik tidak memberikan petunjuk yang cukup. Artinya, tidak
banyak hal yang dapat disimak dari literature yang ada tentang kepemimpinan
tipe ini.
Memang ada karakteristik yang khas
yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah
seorang yang dikagumi oleh banyak pengikut, meskipun para pengikutnya tersebut
tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit, mengapa orang tersebut dikagumi.
Penampilan fisik ternyata bukan
ukuran yang berlaku umum karena ada
pemimpin yang dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik yang kalau hanya
dilihat dari penampilan fisiknya saja sebenarnya tidak atau kurang mempunyai
daya tarik. Usia pun tidak selalu dapat dijadikan ukuran.
Mungkin karena kekurangan
pengetahuan untuk menjelaskan criteria ilmiah mengenai kepemimpinan yang
kharismatik, orang lalu cendrung mengatakan bahwa ada orang-orang tertentu yang
memiliki “kekuatan ajaib” yang tidak mungkin dijelaskan secara ilmiah yang
menjadikan orang-orang tertentu itu dipandang sebagai pemimpin yang
kharismatik.
5.
Tipe Demokratis
Memiliki cirri-ciri sebagai berikut
a. Dalam
proses pergerakan bawahan melalui kritik tolak dari pendapat bahwa manusia
adalah makhluk yang termulia
b. Selalu
berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari bawahannya
c. Senang
menerima saran, kritik dan pendapat dari bawahannya
d. Selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
e. Selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripada dia sendiri
f. Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai seorang pemimpin
6.
Tipe Laissez Faire
Tipe ini seperti halnya tipe
kharismatik, literature tentang kepemimpinan juga tidak banyak membahas tipe
ini. Seorang pemimpin Laissez Faire melihat perananya sebagai “polisi
lalu-lintas”. Dengan anggapan bahwa para anggota organisasi sudah mengetahui
dan cukup dewasa untuk taat kepada peraturan permainan yang berlaku, dan
cendrung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut
temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan
dan digerakkan.
C.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kepemimpinan
1) Pengalaman, pengalaman merupakan faktor yang
penting dalam pengembangan kepemimpinan, walaupun tidak semua pengalaman dapat
menjadi guru yang baik.
Berdasar
penelitian kunci utama pengembangan kepemimpinan adalah penilaian, tantangan,
dan dukungan.
2)
Keturunan,
keturunan hanya memberikan sumbangan yang kecil bagi kepemimpinan seseorang,
sebagian besar karena faktor pengalaman sesudah dewasa.
Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
1) Kecerdasan, seorang pemimpin harus
mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
2) Kematangan dan keluasan social, seorang
pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan
pandangan yang ckup matang
3) Motivasi dalam dan dorongan
prestasi(Inner motivation and achievement drives), dalam diri seorang pemimpin
harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
4) Hubungan manusiawi, pemimpin harus
bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu
organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling
mempengaruhi.
D. Implikasi
Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi
Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan
konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan,
tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga
bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti ada konsep
kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial, konsep
kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep rapi,
bersinergis, dan efektif.
Daftar
Pustaka
Jhon M Ivancevic. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi jil 2, Jakarta
: Erlangga
Siagian,
Sondang P. 2010. Teori dan Praktek
Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta
Syamsul,
Arifin. 2012. Leadership,Ilmu dan Seni Kepemimpinan.
Jakarta : Mitra Wacana Media
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Mulyo%20Prabowo,%20Drs.%20M.Pd./Jurnal%20Kepemimpinan.doc.
Diakses pada tanggal 7 April 2015, pukul 16.01 am.