Rabu, April 08, 2015

tou 2 : tugas 2- Kepemimpinan



Kepemimpinan sudah menjadi topic bahasan, spekulasi, dan debat sejak zaman Plato. Di setiap organisasi di seluruh dunia, mulai dari konglomerasi raksasa hingga toko kelontong pasti ada pemimpinnya.
A.    Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan. Berdasarkan definisi ini, anda tidak harus menjadi pemimpin formal untuk memimpin orang. Peran pemimpin informal bisa sama pentingnya dengan pemimpin formalndalam mencapai kesuksesan kelompok.
Pemimpin seperti Jim Goodnight dari SAS dapat membuat perbedaan terhadap hasil akhir seperti kinerja, pencapaian target, atau pertumbuhan dan perkembangan individu. Meskipun demikian, perilaku spesifik yang diterapkan dan proses yang digunakan oleh para pemimpin untuk mencapai target dan kinerja tersebut masih dapat dikatakan ambigu.
Masih sedikit bukti empiris yang menunjukkan tingkat efek kepemimpinan terhadap kinerja. Ada beberapa penjelasan terhadap hal ini. Pertama, orang-orsng yang terpilih sebagai pemimpin memiliki kesamaan latar belakang, pengalaman dan kualifikasi. Kesamaan di antara individu yang terpilih sebagai pemimpin akan mengurangi perbedaan karakteristik yang ditunjukkaan oleh para pemimpin tersebut. Kedua, seorang pemimpin, bahkan pada level yang tertinggi, tidak memiliki control unilateral terhadap sumber daya. Keputusan yang besar tetap harus mendapat persetujuan, penelaahan ulang atau modifikasi dari pihak lain. Ketiga, banyak factor yang tidak bisa dikontrol oleh pemimpin.


B.     Tipologi Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok masyarakat dapatdigolongkan dalam enam tipe sebagai berikut
1.      Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut
a.       Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
b.      Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c.       Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
d.      Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
e.       Terlalu tergantung kepada kekuasaan formilnya
f.       Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur pemaksaan dan punitive(bersifat menghukum)
Berdasarkan cirri-ciri di atas dapat dilihat bahwa tipe kepemimpinan otokratis kurang atau bahkan tidak tepat untuk suatu organisasi atau kelompok masyarakat saat ini dimana hak-hak asasi manusia yang menjadi anggota organisasi atau kelompok masyarakat tersebut juga harus dihormati.
2.      Tipe Militeristis
Seorang pemimpin dengan tipe militeristis tidak berarti selalu seorang pemimpin dari organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militerisasi adalah seorang pemimpin yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut
a.       Dalam menggerakkan bawahannya lebih sering mempergunakan system perintah
b.      Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung pada pangkat dan jabatan
c.       Senang pada formalitas yang berlrbih-lebihan
d.      Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
e.       Sukar menerima kritik dari bawahannya
f.       Menggemari upacara-upcara  utnuk berbagai keadaan
Berdasarkan ciri-ciri di atas maka dapat dilihat bahwa seorang pemimpin yang militeristis bukanlah pemimpin yang ideal dalam suatu masyarakat sipil karena akan membungkam aspirasi warga. Sesuai dengan namanya, tipe ini selayaknya diterapkan di kalangan militer yang secara organisatoris memang memiliki struktur yang hierarkis.
3.      Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin bertipe paternalistis memiliki cirri-ciri sebagai berikut
a.       Menganggap bahwa bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
b.      Bersikap terlalu melindungi
c.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut mengambil keputusan
d.      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut mengambil inisiatif
e.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut mengembangkan daya kreasi dan fantasinya
f.       Sering bersikap maha tahu
            Tipe kepemimpinan ini berkembang dimasa lalu oleh karena kecendrungan berkembangnya pola hubungan patron-klien dalam masyarakat, dimana pemimpin merupakan yang serba hebat dan harus ditiru dan diikuti oleh masyarakat sebagai klien.
            Tipe ini sedikit banya juga merupakan reproduksi pola hubungan dalam keluarga di masyarakat yang menganut system paternalistis dimana peran utama ada pada seorang bapak/suami, dan istri beserta anak-anaknya harus tunduk pada suami/bapak.
4.      Tipe Kharismatik
            Adalah tipe kepemimpinan yang dipandang sulit untuk dianalisis, karena literature yang ada tentang kepemimpinan kharismatik tidak memberikan petunjuk yang cukup. Artinya, tidak banyak hal yang dapat disimak dari literature yang ada tentang kepemimpinan tipe ini.
            Memang ada karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang yang dikagumi oleh banyak pengikut, meskipun para pengikutnya tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit, mengapa orang tersebut dikagumi.
            Penampilan fisik ternyata bukan ukuran yang  berlaku umum karena ada pemimpin yang dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik yang kalau hanya dilihat dari penampilan fisiknya saja sebenarnya tidak atau kurang mempunyai daya tarik. Usia pun tidak selalu dapat dijadikan ukuran.
        Mungkin karena kekurangan pengetahuan untuk menjelaskan criteria ilmiah mengenai kepemimpinan yang kharismatik, orang lalu cendrung mengatakan bahwa ada orang-orang tertentu yang memiliki “kekuatan ajaib” yang tidak mungkin dijelaskan secara ilmiah yang menjadikan orang-orang tertentu itu dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik.
5.      Tipe Demokratis
               Memiliki cirri-ciri sebagai berikut
a.     Dalam proses pergerakan bawahan melalui kritik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk yang termulia
b.   Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari bawahannya
c.       Senang menerima saran, kritik dan pendapat dari bawahannya
d.      Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
e.       Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripada dia sendiri
f.       Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai seorang pemimpin

6.      Tipe Laissez Faire
            Tipe ini seperti halnya tipe kharismatik, literature tentang kepemimpinan juga tidak banyak membahas tipe ini. Seorang pemimpin Laissez Faire melihat perananya sebagai “polisi lalu-lintas”. Dengan anggapan bahwa para anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat kepada peraturan permainan yang berlaku, dan cendrung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan dan digerakkan.


C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
1)   Pengalaman, pengalaman merupakan faktor yang penting dalam pengembangan kepemimpinan, walaupun tidak semua pengalaman dapat menjadi guru yang baik.
Berdasar penelitian kunci utama pengembangan kepemimpinan adalah penilaian, tantangan, dan dukungan.
2)      Keturunan, keturunan hanya memberikan sumbangan yang kecil bagi kepemimpinan seseorang, sebagian besar karena faktor pengalaman sesudah dewasa.
Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
1)      Kecerdasan, seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
2)      Kematangan dan keluasan social, seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
3)      Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives), dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
4)      Hubungan manusiawi, pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.

D.    Implikasi Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi
Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.



Daftar Pustaka
Jhon M Ivancevic. 2005.  Perilaku dan Manajemen Organisasi jil 2,  Jakarta : Erlangga
Siagian, Sondang P. 2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta
Syamsul, Arifin. 2012. Leadership,Ilmu dan Seni Kepemimpinan. Jakarta : Mitra Wacana Media



Materi 3: Model dan Standar Profesi di USA

Meningkatnya implementasi dibidang Teknologi Informasi (TI) pada jaringan perusahaan menyebabkan kebutuhan tenaga IT bertambah, hal ini tid...