Selasa, Mei 12, 2015

Tugas ke 3 TOU: Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi




Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditentukan oleh fungsi yang sangat penting dalam memimpin, yaitu pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi seseorang dalam organisasi maka pengambilan keputusan menjadi tugas utama yang harus dilakukan.
Pengambilan keputusan merupakan inti dari kepemimpinan, artinya kualitas kepemimpinan seorang manajer akan ikut ditentukan oleh kualitas keputusan yang diambil dalam sebuah organisasi.

1.      Definsi dan Dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih tindakan tertentu dalam menghadapi masalah atau menangani kesempatan yang ada. Kualitas keputusan yang diambil oleh para manajer adalah tolak ukur keefektifan mereka. Pengambilan keputusan adalah hal yang sangat penting dan dapat memberikan pengaruh yang sangat signifikan.
Davis yang dikutip oleh syamsi (2007:3) mengemukakan bahwa keputusan adalah pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas, selanjutnya Siswanto (2012:171) mengemukakan ‘pengambilan keputusan’ adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan masalahyang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternative yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi.
Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah proses yang dijalani setiap individu. George R. Terry menyebutkan 5 dasar   dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1)      Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan  yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif.  Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan sering kali relatif  kurang baik karena sering mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.

2)      Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.

3)      Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya

4)      Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

5)      Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
a.       Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
b.      Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
c.       Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
d.      Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
e.       Hasil maksimal: pemilihan lternative terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.


2.      Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
Para peneliti dalam bidang pengambilan keputusan telah mengembangkan beberapa tipe keputusan. Kebanyakn klasifikasi ini serupa satu sama lain; yang berbeda hanya terminology atau istilah yang digunakan. Di sini akan menggunakan klasifikasi yang dikemukakan oleh Herbert Simon, Simon membedakan dua tipe keputusan:
1.      Keputusan terprogram. Disebut keputusan terprogram jika keputusan tersebut berulang, rutin dan memiliki prosedur penanganan yang baku. Sebagai contoh, perusahaan Land’s End memiliki prosedur tertentu yang harus diikuti ketika konsumen mengajukan keluhan tentang pemesanan mereka. Setiap langkah sudah ditetapkan untuk merespons setiap keluhan konsumen secara cepat.
2.      Keputusan tidak terprogram. Yaitu keputusan yang benar-benar baru dan belum terstruktur. Tidak ada prosdur yang pasti dalam menangani masalah tersebut, baik karena belum ditemukan situasi yang sama sebelumnya, atau karena bersifat sangat kompleks atau sangat penting. Keputusan seperti ini membutuhkan penanganan khusus.
Lazimnya, keputusan terprogram ditangani melalui peraturan, standart operating procedure dan juga stuktur dari organisasi dengan cara mengembangkan prosedur spesifik dalam menanganinya.
Di sisi lain, keputusan terprogram biasanya ditangani dengan proses pemecahan masalah yang umum, penilaian, intuisi dan kreativitas. Idealnya, perhatian utama dari pihak manajemen tertinggi adalah pada keputusan tidak terprogram, sedangkan manajemen tingkat pertama berfokus pada keputusan terprogram. Manajer menengah pada kebanyakan organisasi biasanya berkonsentrasi pada keputusan terprogram.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
John D.Miller dalam Imam Murtono (2009)  menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah
1.      Jenis kelamin (pria atau wanita)
2.      Peranan pengambilan keputusan, dan
3.      Keterbatasan kemampuan.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu
1.      Nilai individu
2.      Kepribadian
3.      Kecenderungan terhadap pengambilan risiko
Selanjutnya Dalam Judul Skripsi Pengambilan Keputusan yang tepat yang disusun Sumaryanto Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta, dalam pengambilan keputusan ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:
 
1.      Posisi kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat, apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker), ataukah staff (staffer). 
2.       Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan
3.      Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat
4.      Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya.
5.       Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu / telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau obyektif.



4.      Impilkasi Manajerial

Berikut macam-macam implikasi pengambilan keputusan :
·         Gaya pengambilan keputusan
·         Gaya Direktif (Pengarahan)  adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas/ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional .
·         Gaya Analitis adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional.
·         Gaya Konseptual adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi untuk ambiquitas /ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga.
·         Gaya Perilaku  adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yangrendah untuk ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi.


Referensi:
ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/viewFile/2686/2285 diakses pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 19.56
http://informatika.web.id/5-dasar-dalam-pengambilan-keputusan.htm diakses pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 20.3
Jhon M Ivancevic. 2005.  Perilaku dan Manajemen Organisasi jil 2,  Jakarta : Erlangga
L. Daft Richard. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. 2008
Rizky Dermawan, 2004, Pengambilan Keputusan, Landasan Filosofis dan Aplikasi, Penerbit Alfabeta, Bandung

Materi 3: Model dan Standar Profesi di USA

Meningkatnya implementasi dibidang Teknologi Informasi (TI) pada jaringan perusahaan menyebabkan kebutuhan tenaga IT bertambah, hal ini tid...