A.
Pengertian
Kalimat
Kalimat adalah suatu bahasa kecil yang
merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri
dengan kesenyapan, dan dalam bahasa tulis diawali dengan huruf capital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
B.
Unsur-unsur
kalimat
1.
Subjek
Merupakan unsure utama kalimat. Subjek
menentukan kejelasan makna kalimat.Penempatan subjek yang tidak tepat dapat
mengaburkan makna kalimat.
Ciri-ciri
subjek
a. Jawaban
apa atau siapa
b. Didahului
kata bahwa
c. Berupa
kata atau frasa benda
d. Disertai
kata ini, atau itu
e. Disertai
pewatas yang
f. Kata
sifat didahului kata si atau sang : si cantik, si kecil, sang perkasa.
g. Tidak
didahului preposisi:di, dalam, pada,
kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
h. Tidak
dapat diingkarkan dengan kata tidak,
tetapi dapat dengan kata bukan.
Subjek
kalimat dapat berupa kata dan dapat pula beruoa frasa.
Berupa
kalimat, misalnya:
Saya
sudah mulai mengantuk.
Malam
sudah sangat larut.
Orang-orang
sudah tertidur lelap.
Berupa
frasa, misalnya:
Air sungai kecil itu
terus-menerus menggericik.
Pada
tepi sungai kecil itu terempas kerikil-kelikil
tajam.
2.
Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat
kalimat kebanyakn muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat
berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggak, kalimat luas, kalimat
majemuk, (2) menjadi unsur penjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan
menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan
pikiran, dan (5) sebagai sebutan.
Ciri-ciri
predikat:
a) Jawaban
mengapa, bagaimana
b) Dapat
diingkarkan dengan kata tidak atau bukan
c)Dapat
didahului keterangan aspek: akan, sudah,
sedang, selalu, hampir
d) Dapat
didahului keterangan modalitas:sebaiknya,
seharusnya, seyogyanya, mesti
selayaknya
dan
lain-lain
e)Tidak
didahului kata yang, jika didahului
yang predikat berubah fungsi menjadi perluasa subjek
f) Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
g) Predikat
dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau bilangan.
Predikat
dapat berupa kata, dan dapat pula berupa frasa. Berupa kata misalnya:
Pengusaha
sukses itu menemukan peluang bisnis
barunya.Bisnisnya berkembang.
Dia
sukses.
Berupa
frasa, misalnya:
Pengusaha
itu sudah mendapatkan peluang pengembangan
bisnisnya.
Bisnisnya
berkembang amat pesat setelah
menggunakan bahan baku local.
Manusia
adalah makhluk yang berakal budi.
3.
Objek
Kehadiran objek dalam kalimat bergantung
pada jenis predikat dalam kalimat serta cirri khas objek itu sendiri. Predikat
kalimat yang bersifat transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa
kata kerja berkonfliks me-kan, atau me-i, misalnya: mengambilkan, mengumpulkan; me-i,
misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek
berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2)
memperjelas makna kalimat, (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri
objek:
a) Berupa
kata benda
b) Tidak
didahului dengan kata depan
c) Mengikuti
secara langsung di belakang kalimat transitif
d) Jawaban
apa atau siapa yang terletak di belakang kalimat predikat transitif, dan
e) Dapat
menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
Benar:
Mahasiswa itu menerangkan kerangka
berpikirnya. Mereka mendiskusikan antikorupsi.
Salah:
Mahasiswa itu menerangkan tentang
kerangka berpikirnya. Mereka mendiskusikan mengenai
antikorupsi.
4.
Pelengkap
Adalah unsur kalimat yang berfungsi
melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimta.
Ciri-ciri
pelengkap:
a. Bukan
unsure utama, tetapi tanda pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap
informasinya
b. Terletak
di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif, misalnya:
a) Melengkapi
struktur:
Negara Republik Indonesia
/ berdasarkan / Pancasila.
S P Pel
Ia
/ menjadi / rektor.
S
P Pel
b) Mengkhususkan
makna objek, misalnya:
Ibu
/ membawa / saya / oleh-oleh.
S P
O Pel
5.
Keterangan
Keterangan kalimat
berfungsi menjelaskan atau melengkapi informsdi pesan-pesan kalimat. Tanpa
keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya
terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait
dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri keterangan:
a. Bukan
unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas
dan tidak lengkap, misalnya surat undangan, tanpa keterangan tidak komunikatif
b. Tempat
tidak terkait posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
c. Dapat
berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif
ditandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun, misalnya: Saya berupaya
meningkatkan kualitas kerja meskipun sulit diwujudkan), dan pengganti nomina
(menggunakan kata bahwa, misalnya: Mahasiswa berpendapat bahwa sekarang ini
sulit mencari pekerjaan)
Contoh penempatan keterangan:
Pada awal kalimat, “Kemarin rector berangkat ke
Tokyo”.
Pada tengah kalimat, “Rektor kemarin berangkat ke
Tokyo”.
Pada akhir kalimat, “Rektor berangkat ke Tokyo
kemarin”.
d. Dapat
berupa keterangan tambahan , dapat berupa aposisi; misalnya: keterangan
tambahan
subjek, tidak dapat menggantikan subjek, sedangkan
aposisi dapat menggantikan subjek.
Contoh: Megawati, yang menjabat Presiden RI
2001-2004, adalah putrid Bung Karno.(keterangan tambahan)
Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putrid Bung
Karno.(aposisi)
6.
Modalitas
Modalitas
dalam suatu kalimat sering disebut keterangan predikat. Modalitas dapat
mengubah keseluruhan makna sebuah kalimat. Dengan modalitas tertentu makna kalimat
dapat berubah manjadi sebuah pernyataan yang tegas, ragu, lembut, pasti, dan
sebagainya.
Contoh penggunaan modalitas
a. Adik
saya kemungkinan besar seorang
politikus
b. Pekerjaan
itu memang tidak kusukai
c. Dia
sebetulnya seorang artis
d. Rupanya
mereka tidak setuju dengan peraturannya
Fungsi modalitas dalam kalimat:
a. Mengubah
nada: dari nada tegas menjadi ragu-ragu atau sebaliknya, dari nada keras
menjadi lembut atau sebaliknya. Ungkapan yang dapat digunakan antara lain: barangkali, tentu, mungkin sering, sering,
sungguh.
Ia sungguh
beruntung mendapat pekerjaan itu
Ia sering
menyatakan syukurnya atas karunia itu
b. Menyatakan
sikap. Jika ingin mengungkapkan kalimat dengan nada kepastian dapat digunakan
ungkapan:pasti, pernah, tentu, sering,
jarang, kerapkali.
7.
Konjungsi
Adalah
bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat dalam sebuah kalimat
(yaitu subjek, objek, predikat dan keterangan), sebuah kalimat dengan kalimat
lain, dan (atau) sebuah paragrap dengan paragrap lain.
Konjungsi
dibagi menjadi dua, yakni perangkai intrakalimat
berfungsi menghubungkan unsur atau bagian kalimat dengan unsure atau bagian
kalimat yang lain. Perangkai antarkalimat berfungsi menghubungkan kalimat atau
paragraph yang satu dengan kalimat atau paragraph yang lain. Bagian perangkai antarkalimat ini sering juga disebut
dengan istilah kata transisi. Contoh bentuk perangkai yang sering ditemukan
dalam karangan antara lain: adalah, andaikata, apabila, atau, bahwa, bilaman,
daripada, di samping itu, sehingga, ialah, jika, kalau, kemudian, melainkan,
meskipun, misalnya, padahal, seandainya, sedangkan, seolah-olah, supaya,
umpamanya, bahkan, tetapi, karena itu, oleh sebab itu, jadi, maka, lagipula,
sebaliknya, sementara itu, selanjutnya, dan tambah pula.
Contoh penggunaan konjungsi:
1. Presiden
beserta rombongan segera meninjau lokas bencana alam
2. Disamping
harus hati-hati menghadapi orang itu, kamu juga harus waspada terhadap
kemungkinan serangan anak buahnya
3. Saya
memanggil dokter, sedangkan ibu menjaga adik di rumah.
C.
Pola
Kalimat
1.
Pola
Kalimat Dasar
Pola
kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P). Pola
kalimat dasar mempunyai cirri-ciri:
a.
Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P,
satu O, satu pel, satu K).
b.
Sekurang-kurangnya terdiri satu subjek
dan satu predikat.
c.
Selalu diawali dengan subjek.
d.
Berbentuk kalimat aktif.
e.
Unsure tersebut ada yang berupa kata dan
ada yang berupa frasa, dan
f.
Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas
dengan memperluas subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Contoh kalimat dasar:
a.
Kami / berdiskusi
S P
b.
Mereka /
sedang mendiskusikan / tugas kelompok
S P O
c.
Ekonomi daerah itu
/ berdasarkan / pertanian
S P O
d.
Mereka
/ menjuluki / dia / sang penyelamat
S P
O Pel
e.
Para kepala negara Asean
/ sedang / bersidang di Bali
S P K
f.
Beberapa karyawan
/ sedang membahas / kasus bisnis / di ruang rapat
S P O K
Contoh kalimat luas
Perhatikan, kata yang dicetak miring merupakan kalimat
dasar
a. Kami
yang mengharapkan kedamaian di Aceh
selalu berdiskusi tentang masalah ini
b. Para
siswa yang kehilangan gedung sekolah
itu sedang belajar bahasa Indonesia
dengan sarana seadanya
c. Tulang
punggung ekonomi daerah itu berbasis pada pertanian
d. Mereka
selalu menjuluki dia sang penyelamat
umat manusia
2.
Kalimat
Majemuk
a.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat
majemuk setara bersifat koordinatif, tidak saling menerangkan. Kalimat majemuk
setara ada 4 macam, yaitu: (a) setara gabungan menggunakan kata dan, serta;
(b) se tara pilihan menggunakan kata atau; (c) setara urutan menggunakan kata
lalu, lantas, dan kemudian; (d) setara perlawanan
menggunakan tetapi.
Cermatilah perbedaan dan kesamaan
kalimat majemuk setara berikut ini
· Kalimat
majemuk setara gabungan menggunakan: dan,
serta
Dosen
menerangkan kalimat majemuk dan mahasiswa mendengarkannya dengan cermat
Dosen
serta mahasiswa bekerja secara kreatif dan inovatif
· Kalimat
majemuk setara pilihan menggunakan atau
Anda pergi ke kampus atau menghadiri seminar ?
· Kalimat
majemuk setara urutan menggunakan lalu, lantas,
kemudian
Ia pulang lalu pergi menjemput anaknya
Kami menyelesaikan kuliah lantas bekerja
b. Kalimat
Majemuk Bertingkat
Disusun
berdasarkan jenis anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ada 8 macam,
dibedakan berdasarkan jenis anak kalimat (AK)
· Anak
kalimat keterangan waktu menggunakan kata ketika,
waktu, saat, setelah, sebelum
Saya sudah
pandai bernyanyi sejak kecil
Ayahku
pulang dari Jakarta saat malam hari tiba.
· Anak kalimat keterangan sebab
menggunakan kata sebab, lantaran, karena
Lalu
lintas macet karena karyawan disekitar jalan itu pulang bersamaan
Anak
kalimat hasil (akibat) mengggunakan kata
hingga, sehingga, akhirnya
Tsunami
itu dating tiba-tiba akibatnya puluhan ribu penduduk tewas
Pengusaha
itu bekerja keras sehingga berhasil mendapatkan untung besar.
·
Anak
kalimat keterangan syarat menggunakan kata jika,
apabila, kalau, andai kata
Andaikata engkau memenangkan lomba itu, bagaiman perasaanmu
?
Saya akan santuni orang miskin apabila mendapatkan uang
sebanyak itu
·
Anak
kalimat keterangan tujuan menggunakan kata agar,
supaya, demi, untuk, guna;
Agar rakyat makmur, kita harus memberikan penyuluhan kerja
yang kreatif
Kita harus bekerja keras demi masa depan yang gemilang
·
Anak
kalimat keterangan cara menggunakan kata dengan,
dalam
Dosen itu menerangkan masalah tersebut dengan pendekatan
ilmiah
·
Anak
kalimat keterangan posesif menggunakan kata meskipun,
walaupun, biarpun
Biarpun baru pukul setengah enam,
saya sudah berangkat ke kantor
·
Anak
kalimat keterangan pengganti nomina menggunakan kata bahwa
Bahwa ia menjadi presiden sudah
mereka maklumi
c.
Kalimat
Majemuk Gabungan Setara dan Bertingkat
Bangsa Indonesia bekerja keras
mengejar ketinggalan ekonomi setelah krisis politik berkepanjangan dan krisis
keamanan mulai membaik.
Kinerja bisnis mulai membaik dan
perkembangan ekonomi mulai stabil setelah berhasil melangsungkan pemilu secara
demokratis.
D. Macam-macam
Kalimat
1. Berdasarkan Nilai informasinya
(sasaran atau tujuan yang akan di capai)
a) Kalimat berita
Kalimat
berita adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataan
berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.
Contoh :
Contoh :
- Pemerintah menunda kenaikan harga BBM.
- Kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
- Demo kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas umum.
b) Kalimat Tanya
Kalimat
Tanya adalah suatu bentuk susunan kalimat yang sebenarnya belum lengkap
dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari
kalimat yang dimaksud.
Contoh :
Contoh :
- Kapan akan dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017?
- Siapakah pemenang Indonesian Idol tahun 2012?
- Apakah perbedaan pertamax dengan premium?
c) Kalimat perintah
Kalimat
perintah adalah bentuk susunan kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan
yang harus dikerjakan oleh orang kedua dan hubungannya erat sekali.
- Suruhan
Contoh : Buanglah sampah pada tempatnya.
- Permintaan
Contoh : Mohon untuk dating langsung
ke kantor Sriwijaya Air untuk melakukan penambahan biaya perubhan jadal
penerbangan.
- Larangan
Contoh: Jangan makan sambil
berjalan.
d) Kalimat ajakan
Kalimat
ajakan adalah bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat
perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
Contoh:
Contoh:
- Mari kita cegah bahaya penggunaan rokok bagi perokok pasif maupun aktif.
- Ayo kita laksanakan program kebersihan lingkungan di desa ini.
e) Kalimat pengandaian
Kalimat
pengandaian adalah kalimat yang isinya pengandaian suatu hal.
Contoh : Andaikan saya memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji.
Contoh : Andaikan saya memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji.
f) Kalimat harapan
Kalimat harapan adalah kalimat yang
isinya mengharap suatu hal. Contoh : Semoga amal perbuatan beliau diterima
disisi–Nya.
2. Berdasarkan diathesis kalimat
a) Kalimat aktif (subyek melakukan
perbuatan)
Kalimat
aktif adalah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang
mengenai langsung terhadap objeknya
Ciri-ciri
:
- Subjeknya sebagai pelaku.
- Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
- Predikatnya berawalan me- atau ber-.
- Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh :
- Adik membaca buku.
- Tatang bermain bola.
- Yuli mandi di kolam renang.
- Wawan telah membeli buku gambar.
c. Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah suatu bentuk
kalimat yang mana subyeknya dari klimat tersebut menderita.
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
- Subjeknya sebagai penderita.
- Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
- Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan).
3. Berdasarkan urutan kata
a. Kalimat normal
Kalimat normal adalah kalimat
yang subyeknya mendahului predikat.
b. Kalimat inverse
Kalimat inverse adalah kalimat yang prediakatnya
mendahului obyek.
4. Berdasarkan jumlah inti yang
menbentuknya
a. Kalimat minor
Kalimat minor ialah kalimat yang hanya mengandung satu unsur
inti atau unsur pusat. Contoh : Diam!
b. Kalimat mayor
Kalimat mayor ialah kalimat
yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti. Contoh: Ria pergi
kedapur , Tia belajar di kamar
5. Berdasarkan pola-pola dasar
a. Kalimat inti
Kalimat inti ialah kalimat yang memiliki ciri terdiri
dari dua kata, berpola S-P, dan intonasinya netral.
b. Kalimat luas
Kalimat luas ialah kalimat inti yang sudah diperluas
dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata.
c. Kalimat transformasi
Kalimat transformasi ialah kalimat inti yang sudah
mengalami perubahan baik berupa penambahan kata maupun perbanyakan unsur inti.
Ciri-ciri kalimat transformasi :
1. Hanya terdiri dari dua kata
2. Dua kata ini sekaligus menjadi inti
kalimat (kata pertama menduduki jabatan predikat).
3. Urutannya adalah subyek mendahului predikat
4. Informasinya adalah intonasi berit
yang netral
6. Berdasarkan jumlah kontur yang
terdapat di dalamnya
Dibedakan atas:
1. Kalimat minim (hanya mengandung satu
kontur)
2. Kalimat panjang (mengandung lebih
dari satu kontur)
Kontur adalah bagian arus ujaran
yang diapit oleh dua kesenyapan. Contoh:
- # Pergi! #
- # Berita daerah membangun # disiarkan TVRI # setiap hari #
Kalimat (i) adalah kalimat minim, sedangkan kalimat (ii)
adalah kalimat panjang.
7.
Berdasarkan
jumlah klausa yang terkandung di dalamnya
Berdasarkan
jumlah klausa yang terkandung di dalamnya, kalimat dibedakan atas
a. Kalimat tunggal
Kalimat
tinggal adalah kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P.
b.
Kalimat
majemuk
Kalimat majemuk
adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P)
Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
- Kalimat majemuk setara
- Kalimat majemuk betingkat
- Kalimat majemuk campuran
- Kalimat majemuk rapatan
8. Berdasarkan Pengucapannya
Kalimat berdasarkan pengucapanya
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.
Kalimat
Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan
ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan
bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai
dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat
perintah.
Contoh:
Tina
berkata: “Ria, jangan membuang sampah itu disembarang tempat!”
b. Kalimat Tak Langsung
Kalimat
tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan
sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
Kakak
berkata bahwa dia senang melihat aku mendapatkan pekerjaan
REFERENSI
Hs.Widjono.
2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (edisi revisi 2012). Jakarta:
PT Grasindo, anggota Ikapi.
http://irpantips4u.blogspot.co.id/2012/11/macam-macam-kalimat.html#