Selasa, Mei 10, 2016

Ciri-ciri Puisi



Pada prinsipnya unsur dan ciri puisi tidak jauh berbeda, namun secara umum puisi memiliki ciri – ciri sederhana sebagai berikut.

1. Pola Bunyi (rima)
Pola Bunyi atau Rima adalah penataan bunyi dari kata – kata yang menyusun puisi tersebut. Rima mencakup yakni: Onomatope (tiruan terhadap bunyi seperti /ng/ yang memberikan efek magis puisi staudji C. B); Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya; Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi. 

2. Irama (Ritme)
Irama bisa diartikan sebagai pergantian, keras lembut, lambat cepat, panjang pendek, atau tinggi rendahnya pengucapan kata dalam puisi. Irama digunakan untuk memperindah puisi sehingga nilai puisi tersebut baik. Irama dapat mempengaruhi ketertarikan pembaca atau pendengar terhadap puisi.

3. Diksi (Pemilihan Kata)
Puisi memiliki pemilihan kata yang khas, kata – kata dalam puisi tidak sama dengan yang dipakai sehari – hari. Penyair biasanya memilih susunan kata yang indah, enak didengar, dan juga memiliki makna yang mendalam sehingga pembaca atau pendengar dapat menikmati puisi tersebut. 




Referensi
http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-puisi-ciri-jenis-jenis-unsur.html# (diakses pada tanggak 10 Mei  2016, pukul 20:45 WIB).





Pengertian dan Unsur Puisi



A. Pengertian Puisi
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh dengan makna. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang hendak disampaikan. Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh dengan makna. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang hendak disampaikan.

B. Unsur-unsur Puisi
Suatu puisi dibangun berdasarkan 2 unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik Puisi
Secara umum, unsur Intrinsik Puisi dibagi menjadi 7, yaitu :

a. Unsur Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar suatu puisi.

b. Unsur Suasana (Latar)
Suasana adalah unsur pemikiran dan perasaan penyair yang mampu membuat suatu suasana terhadap pembaca atau pendengar setelah membaca atau mendengar suatu puisi. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan kepada pembaca atau pendengar, bisa gembira, sedih, terharu.

c. Unsur Imaji
Imaji merupakan gambaran yang ditimbulkan ketika membaca puisi tersebut. Tujuan adanya Imaji adalah agar pembaca atau pendengar mampu memahami dan benar – benar mengerti makna dari puisi tersebut. Imaji terbagi atas tiga yakni imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dialami penyair.

 d. Unsur Simbol (Lambang)
Simbol atau lambang merupakan unsur puisi yang menyatakan bahwa kata – kata dalam puisi bisa saja merupakan suatu lambang untuk maksud dan tujuan yang lain. Contohnya “Hati yang Terbuat Dari Baja”, kata “Baja” dalam baris puisi tersebut bisa melambangkan atau menjadi simbol kekuatan yang sulit untuk dipecahkan.

e. Unsur Musikalitas Puisi (Nada/Bunyi)
Sebuah puisi disusun atas kata – kata tertentu yang penuh makna dan juga indah untuk didengar. Kata – kata tersebut berfungsi terhadap keseluruhan makna yang terdapat dalam puisinya.

f. Unsur Gaya Bahasa
Dasar dari suatu susunan puisi adalah bahasanya. Setiap Penyair memiliki gaya bahasa yang berbeda – beda. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan pemilihan kata pada puisi, diantaranya adalah bedanya zaman, pengalaman hidup penyair, perbedaan tempat budaya. Gaya bahasa disebut dengan majas. Macam-macam majas yaitu metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradox

g. Unsur Amanat
Amanat merupakan pesan dari penyair kepada pembaca atau pendengar setelah memahami tema, makna, bunyi, dan makna dalam puisi tersebut. Amanat dalam suatu puisi biasanya disampaikan secara tersirat.  

2. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik adalah unsur pada penyair yang tidak berhubungan secara langsung dengan puisi tersebut. Artinya unsur ekstrinsik adalah unsur luar puisi, diantaranya adalah :
  • Keadaan Sosial Penyair
  • Lingkungan Penyair
  • Profesi Penyair
  • Pengalaman Penyair
  • Kondisi Ekonomi Penyair
  • Peran Penyair dalam Masyarakat

Referensi
http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-puisi-ciri-jenis-jenis-unsur.html# (diakses pada tanggak 10 Mei  2016, pukul 20:45 WIB).

Bahasa Indonesia – Penggunaan Tanda Baca Titik (.)




1.      Penulisan singkatan nama perusahaan dengan huruf kapital tidak disertai titik. Sebaliknya, singkatan gelar akademik dan singkatan nama orang harus menggunakan titik
Conoth
Benar : AJB, CV, DPA, DPR, KTP, NV, PD, RI
Salah : A..J.B, C.V, D.P.A, D.P.R, K.T.P, N.V, P.D, R.I
Penulisan singkatan akademik dan nama orang. Contoh :
Jhony, S.komp.
H.O.S. Cokroaminoto
M.O. Suryana
Harun Alrasyid, S.H.
Berikut ini singkatan kata atau ungkapan umum dengan menggunakan huruf kecil.
a.n. (atas nama)
d.a. (dengan alamat)
hlm. (halaman)
dsb. (dan sebagainya)
dll. (dan lain-lain)
2.      Tanda titik juga digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan jutaan, ribuan, ratusan, puluhan dan satuan. Sedangkan angka yang tidak menyatakan jumlah, tidak menggunakan titik
contoh angka yang menyatakan jumlah
1.500 orang kepala keluarga
3.429 orang mahasiswa
1.210 orang karyawan
Contoh angka yang tidak menyatakan jumlah
Halaman 32
NIP 12381
Nomor telepon 8217855
3.      Tanda titik tidak digunakan dibelakan singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang
Contoh :
Cm (sentimeter)
Rp (rupiah)
Mm (millimeter)
4.      Tanda titik tidak digunakan di belakan judul yang merupakan kepala karangan, judul bab dan subbab, kepala ilutsrasi, dan table. Demikian juga dengan di belakang alamat pengiriman dan tanggal surat, dan di belakang nama dan alamat penerima surat.
Contoh :
Habis Gelap Terbitlah Terang
1.1  Latar Belakang

1.2  Pembatasan Masalah
Table 3 Frekuensi kehadiran
Yth. Sdr. Miratin
Jalan kemuning 4
Jakarta Barat
5.      Tanda titik dipakai antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya, tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Johnny, Denpasar. 2010. Jejek Petualang. Weltervreden: Balai Poestaka.
6.      Tanda titik dipakai memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya :
Pukul 1.45.20 (pukul 1lewat 45 menit 20 detik)
7.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya :
2.48.29 jam (2 jam, 48 menit, 29 detik)
0.30.30 jam (30 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
8. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Ibuku tinggal di Padang.
Biarkan mereka duduk di sana.



Referensi
Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi,(Jakarta: PT Grasindo, anggota Ikapi, Edisi revisi  2012), h. 77-79.

Materi 3: Model dan Standar Profesi di USA

Meningkatnya implementasi dibidang Teknologi Informasi (TI) pada jaringan perusahaan menyebabkan kebutuhan tenaga IT bertambah, hal ini tid...