A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang singkat, padat,
jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat
efektif dapat mengkomunikasikan pikiran atau perasaan penulis atau pembicara
kepada pembaca atau pendengar secara tepat.
B.
Syarat-syarat
Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat efektif adalah
sebagai berikut
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran
pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
C.
Ciri-ciri
Kalimat Efektif
1.
Keutuhan
Kesatuan kalimat
ditandai dengan adanya kesepadanan struktur dan makna kalimat. Kalimat secara
grammatikal mungkin benar, tetapi maknanya salah. Misalnya :
Saya saling memaafkan.
(salah karena tidak adanya kesepanan struktur)
Kami saling memaafkan.
(benar)
2.
Kesejajaran
Adalah kesamaan bentuk
kata yang digunakan secara konsisten, misalnya : kesatuan, kedamaian, kesejahteraan,
pertanian, perikanan, perdamaian; mengerjakan, membawakan, menertawakan.
Contoh:
Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah diketahui sebelumnya. (salah)
Polisi segera menangkap
pencuri itu karena sudah mengetahui
sebelumnya. (benar)
3.
Kefokusan
Kalimat efektif harus
memfokuskan pesan terpenting agar mudah mudah dipahami maksudnya. Jika tidak,
makna kalimat akan sulit ditangkap dan menghambat komunikasi. Contoh:
Sulit ditingkatkan
kualitas dan kuantitas produk holtikultura ini. (tidak efektif)
Produk holtikultura ini
sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. (efektif)
4.
Kehematan
Untuk menjamin
kehematan kalimat, setiap unsure kalimat harus berfungsi dengan baik, unsur
tidak mengandung makna kalimat yang harus dihindarkan (mubazir). Untuk itu
hindarkanlah:
a.
Subjek ganda, misalnya : buku itu saya sudah baca. Seharusnya saya sudah membaca buku itu
b. Penjamakan
kata yang sudah berbentuk jamak, misalnya:
Data (jamak) - data-data (jamak)
Fakta (jamak) - fakta-fakta (jamak)
c. Menggunakan
bentuk singkat
Kalimat harus
menggunakan unsure kalimat yang benar-benar berfungsi dan menghilangkan kata
atau ungkapan yang tidak mendukung makna. Contoh:
Pimpinan memberikan peringatan kepada karyawan
agar rajin bekerja. (benar tetapi tidak singkat)
Pimpinan memperingatkan karyawan agar rajin
bekerja. (benar dan singkat)
d. Menggunakan
bentuk kata aktif dan bertenaga
Contoh:
Ia berdiri lalu pergi. (aktif tetapi kurang betenaga)
Ia bangkit lalu pergi. (aktif dan bertenaga)
Mereka memperhatikan penjahat itu . (aktif
tetapi kurang bertenaga)
Mereka mengamati penjahat itu . (aktif dan
bertenaga)
5.
Kecermatan
dan Kesantunan
a. Kecermatan
Kecermatan kata dalam
kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata. Misalnya:
Manusia ialah makhluk yang berakal budi. (salah,
tidak cermat)
Keterangan: kata ialah harus diikuti sinonim, bukan
definisi formal.
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. (benar
dan cermat)
Manusia ialah orang. (benar dan cermat)
b. Kesantunan
Kesantunan kalimat
mengandung makna bahwa gagasan yang diekspresikan dapat mengembangkan suasana
yang baik, hubungan yang harmonis, dan keakraban. Contoh:
Sebagaimana
telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan dua kali seminggu. (salah)
Telah ditetapkan bahwa
pekerjaan itu dilakukan dua kali seminggu. (benar)
Keterangan: kata biasanya dalam kalimat (1) tidak perlu,
karena kata itu sudah tersirat dalam ungkapan sebagaimana telah ditetapkan. Tanpa kata itu, makna kalimat sudah
cukup jelas.
6.
Kevariasian
Dapat dilakukan dengan
variasi struktur, diksi dan gaya, asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan
perubahan makna kalimat yang dapat menimbulkan salah pemahaman. Contoh:
1. Kalimat berimbang
(dalam kalimat majemuk setara)
Kedua orang tuanya
bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka belajar di sekolah.
2. Kalimat melepas
yaitu mengubah fungsi kalusa kedua dari klausa koordinatif dengan klausa utama
menjadi klausa sematan, dalam kalimat berikut ini menjadi anak kalimat
keterangan waktu.
Kdua orang tuanya bekerja
di perusahaan ketika ketiga anak mereka belajar di sekolah.
3. Kalimat berklimaks
yaitu menempatkan klausa sematan (anak kalimat) pada posisi awal dan klausa
utama di bagian akhir
Ketika ketiga anak itu
belajar di sekolah, kedua orang tua mereka bekerja di perusahaan
7.
Ketepatan
Diksi
Kecermatan diksi
memasalahkan ketepatan kata. Setiap kata harus mengungkapkan pikiran secara
tepat. Untuk itu, penulis harus membedakan kata yang hampir bersinonim,
struktur idiomatic, kata yang berlawan makna, ketepatan dan kesesuaian.
8.
Ketepatan
Ejaan
Kecermatan menggunakan
ejaan dan tanda baca dapat menentukan kualitas penyajian data. sebaliknya,
kesalahan ejaan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi yang fatal. Misalnya:
Ia membayar dua puluh
lima ribuan.( Maksudnya : dua-puluh-lima ribuan
= 25xRp.1.000,00).
Penggunaan tanda baca,
bandingkan maknanya:
Paman kami belum
menikah.
Paman, kami belum
menikah.
Paman kami, belum
menikah.
Paman, kami, belum
menikah.
D.
Kesalahan
Kalimat
1.
Kesalahan
Struktur
a. Kalimat
aktif tanpa subjek
-
Menurut
ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum
ditegakkan. (salah, karena menempatkan kata depan menurut di subjek. Dengan kata tersebut subjek berubah fungsi
menjadi keterangan. Perbaikan dilakukan dengan menghilangkan kata menurut).
-
Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi
Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (benar)
b. Menempatkan
kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berfungsi menjadi
keterangan, misalnya:
-
Di
Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean.(salah)
Perbaikan dapat
dilakukan dengan menghilangkan kata depan di atau mengubah struktur aktif
menjaadi pasif
-
Jakarta memiliki pusat perdagangan
terbesar di Asean. (benar)
-
Di Jakarta terdapat pusat perdagangan
terbesar di Asean. (benar)
c. Tanpa
unsur predikat, menempatkan kata yang
di depan predikat, dengan kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan
subjek, misalnya:
-
Petani yang bekerja di sawah. (salah)
-
Petani bekerja di sawah. (benar)
d. Menempatkan
kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif langsung diikuti
objek dan tidak disisipi kata depan, misalnya:
-
Mereka mendiskusikan tentang keselamatan
kerja. (salah)
-
Mereka mendiskusikan keselamatan
kerja.(benar)
e. Menempatkan
kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat, misalnya:
-
Ia pandai. Sehingga selalu mendapat
beasiswa. (salah)
-
Ia pandai sehingga selalu mendapat
beasiswa. (benar)
f. Berupa
anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat
-
Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia
tetap bekerja keras.(salah)
-
Meskipun sudah kaya raya, ia tetap
bekerja keras.(benar)
g. Salah
urutan
-
Buku itu saya sudah baca. (salah)
-
Saya sudah membaca buku itu.(benar)
-
Ia menulis laporan, mengamati data, dan
menyerahkan laporan. (salah)
-
Ia mengamati data, menulis laporan, dan
menyerahkan laporan. (benar)
-
2.
Kerancuan
Kalimat
Kerancuan berasal dari kata rancu, artinya kacau,
campur aduk. Kerancuan berarti kekacauan atau kecampuradukan. Kalimat rancu
berarti kalimat yang mengacaukan makna dua kata dua frasa, atau dua pikiran. Misalnya:
a. Ia
menundukkan kepala. (benar)
b. Ia
membungkukkan badan.(benar)
c. Ia
menundukkan badan.(rancu atau salah)
d. Ia
membungkukkan kepala.(rancu atau salah)
3.
Kesalahan
Diksi
a. Diksi
kalimat salah jika :
-
Menggunakan dua kata bersinonim dalam
satu frsa: agar supaya, adalah merupakan, bagi untuk, demi untuk, demi untuk,
naik ke atas, turun ke bawah, dan lain-lain. Contoh:
Ia selalu bekerja keras
agar supaya mampu membiayai ketiga
anaknya yang kuliah di perguruan tinggi. (salah)
Ia selalu bekerja keras
agar mampu membiayai ketiga anaknya
yang kuliah di perguruan tinggi.(benar)
-
Menggunakan kata tanya yang tidak
menanyakan sesuatu: dimana, yang mana, bagaimana, mengapa. Contoh:
Kampung di mana kami bertempat tinggal sepuluh
tahun yang lalu, kini telah menjadi kota.(salah).
Kampung tempat kami bertempat tinggal sepuluh
tahun yang lalu, kini telah menjadi kota.(benar)
-
Menggunakan kata berpasangan yang tidak
sepadan: tidak hanya-tetapi seharusnya
tidak…tetapi atau tidak hanya-tetapi juga, bukan hanya-tetapi
juga seharusnya bukan hanya-melainkan juga
Ia
tidak hanya pandai melainkan juga rajin.(salah)
Ia
bukan hanya pandai melainkan juga rajin.(benar)
-
Menggunakan kata berpasangan secara
idiomatic yang tidak bersesuaian. Misalnya: sesuai
bagi seharusnya sesuai dengan, membicarakan tentang seharusnya berbicara tentang atau membicarakan sesuatu.
Pekerjaan
itu sesuai bagi minat orang
tersebut.(salah)
Pekerjaan
itu sesuai dengan minat orang
tersebut.(benar)
b. Diksi
atau kalimat kurang baik
-
Menonjolkan akunya dalam suasana formal,
misalnya: aku dan saya
-
Pilihan kata yang mengekspresikan data
secara subjektif, misalnya: menurut
pendapat saya….sebaiknya menggunakan data
menunjukkan bahwa….., penelitian
membuktikan bahwa,….pengalaman membuktikan bahwa…
-
Menggunakan kata yang tidak jelas
maknanya
-
Diksi tidak sesuai dengan situasi yang
dihadapi
-
Penolakan dan pembuktian tanpa makna
kata yang pasti (eksak).
4.
Kesalahan
Ejaan
Kesalahan ejaan
berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas kalimat
tapi juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat.
Jenis kesalahan ejaan:
a. Penggunaan
huruf kapital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal
b. Pemenggalan
kata
c. Penulisan
kata baku
d. Penulisan
unsur serapan
e. Penulisan
kata asing tidak dicetak miring
f. Penggunaan
tanda baca: titik koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda petik satu
(‘..’), tanda penyingkatan (‘…).
g. Penulisan
kalimat atau paragraph: induk kalimat dan anak kalmia, kutipan langsung,
kutipan tidak langsung.
h. Penulisan
keterangan tambahan, penulisan aposisi.
i.
Penulisan judul bab, subbab, bagian, sub
bagian.
j.
Penulisan: data pustaka dalam teks,
catatan kaki, dan bibliografi.
REFERENSI
Hs.Widjono.
2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (edisi revisi 2012). Jakarta:
PT Grasindo, anggota Ikapi.
http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/
( diakses pada tanggal 1 november 2015, pukul 20:11 wib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar