Selasa, November 03, 2015

Bahasa Indonesia 1# : Kalimat Efektif




A.    Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat,  jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat efektif dapat mengkomunikasikan pikiran atau perasaan penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar secara tepat.

B.     Syarat-syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut
1.    Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.   Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

C.    Ciri-ciri Kalimat Efektif
1.      Keutuhan
Kesatuan kalimat ditandai dengan adanya kesepadanan struktur dan makna kalimat. Kalimat secara grammatikal mungkin benar, tetapi maknanya salah. Misalnya :
Saya saling memaafkan. (salah karena tidak adanya kesepanan struktur)
Kami saling memaafkan. (benar)

2.      Kesejajaran
Adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten, misalnya :  kesatuan, kedamaian, kesejahteraan, pertanian, perikanan, perdamaian; mengerjakan, membawakan, menertawakan. Contoh:
Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah diketahui sebelumnya. (salah)
Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah mengetahui sebelumnya. (benar)

3.      Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah mudah dipahami maksudnya. Jika tidak, makna kalimat akan sulit ditangkap dan menghambat komunikasi. Contoh:
Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk holtikultura ini. (tidak efektif)
Produk holtikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. (efektif)

4.      Kehematan
Untuk menjamin kehematan kalimat, setiap unsure kalimat harus berfungsi dengan baik, unsur tidak mengandung makna kalimat yang harus dihindarkan (mubazir). Untuk itu hindarkanlah:
a.      Subjek ganda, misalnya : buku itu saya sudah baca. Seharusnya saya sudah membaca buku itu
b.      Penjamakan kata yang sudah berbentuk jamak, misalnya:
Data (jamak)                           - data-data (jamak)
Fakta (jamak)                          - fakta-fakta (jamak)
c.       Menggunakan bentuk singkat
Kalimat harus menggunakan unsure kalimat yang benar-benar berfungsi dan menghilangkan kata atau ungkapan yang tidak mendukung makna. Contoh:
Pimpinan memberikan peringatan kepada karyawan agar rajin bekerja. (benar tetapi tidak singkat)
Pimpinan memperingatkan karyawan agar rajin bekerja. (benar dan singkat)
d.      Menggunakan bentuk kata aktif dan bertenaga
Contoh:
Ia berdiri lalu pergi. (aktif tetapi kurang betenaga)
Ia bangkit lalu pergi. (aktif dan bertenaga)
Mereka memperhatikan penjahat itu . (aktif tetapi kurang bertenaga)
Mereka mengamati penjahat itu . (aktif dan bertenaga)

5.      Kecermatan dan Kesantunan
a.       Kecermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata. Misalnya:
Manusia ialah makhluk yang berakal budi. (salah, tidak cermat)
Keterangan: kata ialah harus diikuti sinonim, bukan definisi formal.
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. (benar dan cermat)
Manusia ialah orang. (benar dan cermat)
b.      Kesantunan
Kesantunan kalimat mengandung makna bahwa gagasan yang diekspresikan dapat mengembangkan suasana yang baik, hubungan yang harmonis, dan keakraban. Contoh:
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan dua kali seminggu. (salah)
Telah ditetapkan bahwa pekerjaan itu dilakukan dua kali seminggu. (benar)
Keterangan: kata biasanya dalam kalimat (1) tidak perlu, karena kata itu sudah tersirat dalam ungkapan sebagaimana telah ditetapkan. Tanpa kata itu, makna kalimat sudah cukup jelas.

6.      Kevariasian
Dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi dan gaya, asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna kalimat yang dapat menimbulkan salah pemahaman. Contoh:
1.      Kalimat berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka belajar di sekolah.
2.      Kalimat melepas yaitu mengubah fungsi kalusa kedua dari klausa koordinatif dengan klausa utama menjadi klausa sematan, dalam kalimat berikut ini menjadi anak kalimat keterangan waktu.
Kdua orang tuanya bekerja di perusahaan ketika ketiga anak mereka belajar di sekolah.
3.      Kalimat berklimaks yaitu menempatkan klausa sematan (anak kalimat) pada posisi awal dan klausa utama di bagian akhir
Ketika ketiga anak itu belajar di sekolah, kedua orang tua mereka bekerja di perusahaan
7.      Ketepatan Diksi
Kecermatan diksi memasalahkan ketepatan kata. Setiap kata harus mengungkapkan pikiran secara tepat. Untuk itu, penulis harus membedakan kata yang hampir bersinonim, struktur idiomatic, kata yang berlawan makna, ketepatan dan kesesuaian.

8.      Ketepatan Ejaan
Kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca dapat menentukan kualitas penyajian data. sebaliknya, kesalahan ejaan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi yang fatal. Misalnya:
Ia membayar dua puluh lima ribuan.( Maksudnya : dua-puluh-lima ribuan = 25xRp.1.000,00).
Penggunaan tanda baca, bandingkan maknanya:
Paman kami belum menikah.
Paman, kami belum menikah.
Paman kami, belum menikah.
Paman, kami, belum menikah.

D.    Kesalahan Kalimat
1.      Kesalahan Struktur
a.       Kalimat aktif tanpa subjek
-          Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (salah, karena menempatkan kata depan menurut di subjek. Dengan kata tersebut subjek berubah fungsi menjadi keterangan. Perbaikan dilakukan dengan menghilangkan kata menurut).
-          Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (benar)
b.      Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berfungsi menjadi keterangan, misalnya:
-          Di Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean.(salah)
Perbaikan dapat dilakukan dengan menghilangkan kata depan di atau mengubah struktur aktif menjaadi pasif
-          Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean. (benar)
-          Di Jakarta terdapat pusat perdagangan terbesar di Asean. (benar)
c.       Tanpa unsur predikat, menempatkan kata yang di depan predikat, dengan kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek, misalnya:
-          Petani yang bekerja di sawah. (salah)
-          Petani bekerja di sawah. (benar)
d.      Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan, misalnya:
-          Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (salah)
-          Mereka mendiskusikan keselamatan kerja.(benar)
e.       Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat, misalnya:
-          Ia pandai. Sehingga selalu mendapat beasiswa. (salah)
-          Ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar)
f.       Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat
-          Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras.(salah)
-          Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras.(benar)
g.      Salah urutan
-          Buku itu saya sudah baca. (salah)
-          Saya sudah membaca buku itu.(benar)
-          Ia menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan laporan. (salah)
-          Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan laporan. (benar)
-           
2.      Kerancuan Kalimat
Kerancuan berasal dari kata rancu, artinya kacau, campur aduk. Kerancuan berarti kekacauan atau kecampuradukan. Kalimat rancu berarti kalimat yang mengacaukan makna dua kata dua frasa, atau dua pikiran. Misalnya:
a.       Ia menundukkan kepala. (benar)
b.      Ia membungkukkan badan.(benar)
c.       Ia menundukkan badan.(rancu atau salah)
d.      Ia membungkukkan kepala.(rancu atau salah)

3.      Kesalahan Diksi
a.       Diksi kalimat salah jika :
-          Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frsa: agar supaya, adalah merupakan, bagi untuk, demi untuk, demi untuk, naik ke atas, turun ke bawah, dan lain-lain. Contoh:
Ia selalu bekerja keras agar supaya mampu membiayai ketiga anaknya yang kuliah di perguruan tinggi. (salah)
Ia selalu bekerja keras agar mampu membiayai ketiga anaknya yang kuliah di perguruan tinggi.(benar)
-          Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu: dimana, yang mana, bagaimana, mengapa. Contoh:
Kampung di mana kami bertempat tinggal sepuluh tahun yang lalu, kini telah menjadi kota.(salah).
Kampung tempat kami bertempat tinggal sepuluh tahun yang lalu, kini telah menjadi kota.(benar)
-          Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanya-tetapi seharusnya tidaktetapi atau tidak hanya-tetapi juga, bukan hanya-tetapi juga seharusnya bukan hanya-melainkan juga
Ia tidak hanya pandai melainkan juga rajin.(salah)
Ia bukan hanya pandai melainkan juga rajin.(benar)
-          Menggunakan kata berpasangan secara idiomatic yang tidak bersesuaian. Misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan, membicarakan tentang seharusnya berbicara tentang atau membicarakan sesuatu.
Pekerjaan itu sesuai bagi minat orang tersebut.(salah)
Pekerjaan itu sesuai dengan minat orang tersebut.(benar)
b.      Diksi atau kalimat kurang baik
-          Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya
-          Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya: menurut pendapat saya….sebaiknya menggunakan data menunjukkan bahwa….., penelitian membuktikan bahwa,….pengalaman membuktikan bahwa…
-          Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya
-          Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi
-          Penolakan dan pembuktian tanpa makna kata yang pasti (eksak).

4.      Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas kalimat tapi juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat.
Jenis kesalahan ejaan:
a.       Penggunaan huruf kapital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal
b.      Pemenggalan kata
c.       Penulisan kata baku
d.      Penulisan unsur serapan
e.       Penulisan kata asing tidak dicetak miring
f.       Penggunaan tanda baca: titik koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda petik satu (‘..’), tanda penyingkatan (‘…).
g.      Penulisan kalimat atau paragraph: induk kalimat dan anak kalmia, kutipan langsung, kutipan tidak langsung.
h.      Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi.
i.        Penulisan judul bab, subbab, bagian, sub bagian.
j.        Penulisan: data pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.


REFERENSI
Hs.Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (edisi revisi 2012). Jakarta: PT Grasindo, anggota Ikapi.
http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/ ( diakses pada tanggal 1 november 2015, pukul 20:11 wib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi 3: Model dan Standar Profesi di USA

Meningkatnya implementasi dibidang Teknologi Informasi (TI) pada jaringan perusahaan menyebabkan kebutuhan tenaga IT bertambah, hal ini tid...