A.
Pengertian
Paragraf
1. Paragraf
adalah karangan mini. Artinya, semua unsure karangan formal yang panjang
menggunakan pola yang sama dengan paragraph.
2. Paragraf
adalah kesatuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun
secara terpadu , runtut, logis, dan merupakan kesatuan ide yang tersusun secara
lengkap dan utuh.
3. Paragraf
adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan sa tuan informasi dengan pikiran utama sebagai topik dan pikiran
penjelas sebagai sebagai pendukung dan pengendali pengembangan topic, dan
diakhiri dengan kalimat konklusi.
4. Paragraf
yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau
kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraph yang terdiri satu kalimat
dapat digunakan sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek
dinamika paragraph. Akan tetapi, sabagai kesatuan gagasan menjadi suatu bentuk
ide yang utuh dan lengkap, paragraph hendaklah dibangun dengan sekelompok
kalimat yang saling mengait.
B.
Ciri-ciri
Paragraf
a.
Memiliki gagasan dan ide pokok
Tuliskan gagasan dan ide pokok yang
ada di pikiran Anda menjadi kalimat dengan menggunakan kata-kata yang jelas.
Berikan juga kalimat pendukung guna memperjelas apa yang ingin Anda sampaikan
pada pembaca
b.
Tentukan sudut pandang
Biasanya sudut pandang ini terdapat
pada karya non-fiksi, Anda dapat menentukan sudut pandang apa yang dapat
dicerna pembaca. Tuliskan pada paragraf dengan kalimat yang umum lalu jelaskan
secara lebih spesifik
c.
Jumlah kalimat dalam paragraf
Dalam paragraf biasanya berisi 3
hingga 7 kalimat. Paragraf juga dapat ditentukan jumlahnya melalui kata. Bila
Anda membuat paragraf dengan komputer, disarankan untuk membuat satu paragraf
berisi minimal 50 kata.
C.
Syarat
Paragraf yang Baik
Seperti
halnya kalimat, sebuah paragraf harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Paragraf
yang baik setidaknya harus memenuhi syarat kohesi, koherensi, kelengkapan dan
kevariasian.
- Kesatuan (kohesi): sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kesatuan apabila kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut bersama-sama mendukung suatu hal atau tema tertentu yang diangkat. Hal ini karena sebuah paragraf yang baik biasanya hanya mengangkat satu gagasan pokok saja.
- Kepaduan (koherensi): sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kepaduan apabila semua kalimat yang membangun paragraf saling terkait antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya yang membentuk paragraf tersebut.
- Kelengkapan: sebuah paragraf dianggap lengkap jika paragraf tersebut dibangun oleh beberapa kalimat yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat-kalimat uraian atau penjelas.
- Kevariasian: sebuah paragraf dinyatakan memenuhi kriteria kevariasian apabila kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut bervariasi baik dari segi struktur kalimat, bentuk kata, maupun pilihan kata (diksi) yang digunakan.
Contoh
paragraf yang baik
Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Hampir di setiap daerah di Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan sehari – hari. Penggunaan nasi sebagai bahan makanan pokok karena proses penanamannya yang mudah dan cepat. Para petani hanya membutuhkan sawah dan merawatnya selama 6 bulan untuk menghasilkan beras yang akan menjadi nasi. Sekali masa panen, para petani bisa menghasilkan puluhan kwintal beras. Di samping proses penanamannya yang cepat dan mudah, nasi juga memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Karbohidrat inilah yang menjadi sumber energi bagi kita. Oleh karena itu, nasi sangatlah cocok untuk orang Indonesia yang sangat membutuhkan energi yang banyak untuk mendukung aktivitsnya sehari – hari.
D.
Unsur-unsur
Paragraf
Dalam
pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar
paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya
- Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
- Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
E.
Macam-macam Paragraf
1.
Eksposisi
Berisi
uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.
Argumentasi
Bertujuan
membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep
sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.
Deskripsi
Berisi
gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4.
Persuasi
Karangan
ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.
Narasi
Karangan
ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur
cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia
Macam-macam Paragraf Berdasarkan Tujuannya
1. Paragraf Pembuka
Paragraf
pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh
paragraf pembuka :
Pemuli
baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa
bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak
demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di
parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau
makan.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf
penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat
paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3. Paragraf Penutup
Paragraf
penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh
paragraf penutup :
Demikian
proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho
dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami
ucapkan terimakasih.
Macam-macam Paragraf Berdasarkan
Letak Kalimat Utama
a.
Paragraf
Deduktif
Paragraf
deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai
dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh
paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti.
Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu.
Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya untuk membuka usaha baru.
b.
Paragraf
Induktif
Paragraf
induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
Contoh
paragraf induktif :
Semua
orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa
bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting,
efektif dan efisien.
c.
Paragraf
Campuran
Paragraf
campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph.
Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan
kembali.
Contoh
paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang
dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi
yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak
akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Macam-macam Paragraf Berdasarkan Isi
a. Paragraf Deskripsi
Paragraf
deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan
tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk
melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh
paragraf deskripsi :
Dari
balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti
perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang
kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung.
Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh
semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
b. Paragraf Proses
Paragraf
proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya
tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian
atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
c. Paragraf Efektif
Paragraf
efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya
terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak
boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
REFERENSI
Hs.Widjono.
2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (edisi revisi 2012). Jakarta:
PT Grasindo, anggota Ikapi.
http://www.abimuda.com/2015/04/ciri-dan-syarat-syarat-paragraf-bahasa-indonesia-yang-baik-dan-efektif.html.
Diakses pada tanggal 10 November 2015, pukul 05:15 WIB.
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/syarat-syarat-paragraf-yang-baik-dan-contohnya.html.
Diakses pada tanggal 10 November 2015, pukul 05:15 WIB.
https://swestimahardini.wordpress.com/2011/10/24/makalah-bahasa-indonesia-mengenai-alinea-paragraf/.
Diakses pada tanggal 10 November 2015, pukul 05:15 WIB.
http://www.duniapelajar.com/2014/05/12/ciri-ciri-paragraf-yang-baik.
Diakses pada tanggal 10 November 2015, pukul 05:15 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar