Selasa, November 17, 2015

Kerangka Karangan / Outline




A.    Pengertian Outline/Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan  teratur.

B.     Manfaat Outline/Kerangka Karangan
a.       Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.      Untuk menyusun karangan secara teratur.  Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c.       Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun, sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya.
d.      Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Dipihak lain, menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Jika tidak dapat dihindari, maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e.       Memudahkan penulis mencari materi pembantu.  Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

C.    Pola Susunan Outline/Kerangka Karangan
a.       Pola Alamiah Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
b.       Pola Logis Pola logis berdasar urutan:
1.      Klimaks – anti klimaks
2.      Umum – khusus
3.      Sebab – akibat
4.      Proses

D.    Langkah-langkah Membuat Outline/Kerangka Karangan
Suatu kerangka karangan yang baik tidak sekali dibuat. Penulis selalu akan berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama, sehingga bisa diperoleh bentuk yang lebih baik, demikian seterusnya. Untuk itu dapatdikemukakan beberapa langkah yang perlu diikuti, terutama bagi mereka yang baru mulai menulis.
Langkah-langkah ini tidak mutiak harus diikuti oleh penulis-penulis yang sudah mahir. Seorang penulis yang sudah biasa dengan tulisan-tulisan yang kompleks, akan dengan mudah menyusun suatu kerangka karangan yang baik. Namun sebelum seorang penulis baru mahir menyusun sebuah karangan ia memerlukan beberapa tuntunan.
Langkah-langkah sebagai tuntunan yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
a.       Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.
  1. Langkah yang kedua adalah mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulis boleh mencatat sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
  2. Langkah yang ketiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua di atas. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
Pertama: Apakah. semua topik yang tercatat mempunyai pertalian (relevansi) langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Bila ternyata sama sekali tidak ada hubungan maka topik tersebut dicoret dari daftar di atas.
Kedua : Semua topik yang masih dipertahankan ke- mudian dievaluasi lebih lanjut. Apakah ada dua topik atau lebih yang sebenarnya merupakan hal yang sama, hanya dirumuskan dengan cara yang berlainan. Bila ternyata terdapat kasus yang semacam itu, maka harus diadakan perumusan  yang mencakup semua topik tadi.
Ketiga : Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan: apakah semua topik itu sama derajatnya, atau ada topik yang sebenamya merupakan bawah- an atau perincian dari topik yang lain. Bila ada masukkanlah topik bawahan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi kedudukannya. Bila topik bawahan itu hanya ada satu usahakan dilengkapi dengan topik-topik bawahan yang lain.
Keempat : Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya sederajat, tetapi lebih rendah dari topik-topik yang lain. Bila terdapat hal yang demikian, maka usahakanlah untuk mencari satu topik yang lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi.
d.       Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangatterperinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan beruiang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
e.        Sesudah semuanya siap masih bams dilakukan langkah yang terakhir, yaitu menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas.
f.        Dengan pola susunan tersebut semua perincian akan disusun kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.

Contoh Outline/Kerangka Karangan

Topik   : Kebakaran
Tujuan : Untuk mengetahui penyebab kebakaran
Tema   : Kebakaran Hutan di Indonesia

1.      Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia
a.       Kebakaran di Pulau Sumatera
b.      Kebakaran Pulau Kalimantan
2.      Penyebab Kebakaran Hutan
a.       Cuaca extrim
b.      Kelalaian manusia
3.      Dampak yang timbul akibat kebakaran hutan
a.       Timbulnya kabut asap dan mengganggu kesehatan manusia
b.      Hilang dan rusaknya habitat satwa liar
c.       Merugikan negara secara ekonomi
d.      Hilangnya dan kerusakan properti dan infrastruktur serta hilangnya aset pertanian, perkebunan dan kehutanan.
4.      Cara Menanggulangi Kebakaran Hutan
a.       Membuat menara pengamat yang tinggi berikut ala telekomunikasi
b.      Melakukan patroli untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran
c.       Menyediakan sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan
d.      Melakukan pemotretan citra secara berkala, terutama di musin kemarau untuk memantau wilayah hutan dengan titik api cukup tinggi yang merupakan rawan kebakaran
















REFERENSI
https://azizturn.wordpress.com/2009/11/21/kerangka-karangan/ (diakses pada tanggal 15 November 2015, pukul 13:10 WIB).
http://www.disukai.com/2015/03/contoh-kerangka-karangan.html (diakses pada tanggal 15 November 2015, pukul 14:45 WIB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi 3: Model dan Standar Profesi di USA

Meningkatnya implementasi dibidang Teknologi Informasi (TI) pada jaringan perusahaan menyebabkan kebutuhan tenaga IT bertambah, hal ini tid...