Senin, April 18, 2016

Cara Pemisahan Suku Kata


 
1.      Pemenggalan Kata Dasar

Kata dasar dipenggal dengan aturan:
a.       Jika ditengah kata dasar ada dua huruf vocal, pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf vocal tersebut.
Contoh : ba-ik, kli-en, pu-ing, su-ara, a-ir, sya-ir, bu-ah, ma-in, sa-at.
b.   Jika ditengah kata dasar ada huruf konsonan di antara dua huruf vocal, maka pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut.
            Contoh : a-hir, a-tik, ba-ngun, ba-pak, la-wan, ru-mah, se-nang, po-hon, han-nyut.
Gabugan huruf ng pada kata bangun, kh pada kata akhir, dan ny pada kata hanyut dianggap sebagai satu kesatuan karena gabungan huruf-huruf tersebut melambangkan sebuah fonem. Pemenggalannya dilakukan sebelum gabungan huruf tersebut.
c.    Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan berurutan yang bukan gabungan konsonan, pemenggalan dilakukan di antara konsonan pertama, termasuk gabungan huruf konsonan dengan dengan huruf yang kedua.
            Contoh :  Cap-lok, lam-bat, han-tam, pin-dah, nya-nyi, ung-gah, ung-kap.
d.    Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan diantara konsonan yang pertama, termasuk gabungan huruf konsonan dengan huruf yang kdua.
            Contoh : am-bruk, bang-krut, in-struk-si, kon-trak, ul-tra, ben-trok, in-fra.


2.      Pemenggalan Kata Berimbuhan
a.       Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk dan partikel-partikel seperti kah dan lah yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, pemenggalan kata dipisah sebagai satu kesatuan.
Contoh : a-suh-han, di-am-lah, sa-ya-kah, mem-be-ri-kan.
b.      Sisipan  -el-, -em-, dan  -er-  dalam pemenggalan tidak diperhitungkan  sebagai satu kesatuan, melainkan sebagai begian dari kata.
Contoh : ge-me-tar, ge-ri-gi, tu-lun-juk.

3.      Pemenggalan Kata Kompleks
Kata kompleks yaitu kata yang terdiri dari dua unsur atau lebih, pemenggalan berdasarkan pada unsur-unsur bentukan  kata.
Contoh : fo-to-gra-fi, bi-o-lo-gi, ki-lo-me-ter, me-nya-tu-ra-ga-kan.



Referensi
Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grasindo, anggota Ikapi, Edisi revisi  2012), h. 75-76.
http://luk.staff.ugm.ac.id/ta/Suwardjono/EYD.pdf (diakses pada tanggal 18 April 2016, pukul 16:09 WIB).
http://www.carasyamsu.com/2015/06/cara-pemisahan-suku-kata-pada-kata-dasar.html (diakses pada tanggal 18 April 2016, pukul 16:13 WIB).




Rabu, April 13, 2016

Ejaan yang Disempurnakan : Pemakaian Huruf



Kemampuan mengaplikasikan Ejaan yang Disempurnakan merupakan syarat utama dalam berbahasa tulis. Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya, yaitu mulai dengan huruf /a/ sampai dengan huruf /z/.
Pemakaian Huruf
Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada:
1)      Huruf pertama pada awal kalimat
Contoh :
Apa yang akan kita capai tiga tahun ke depan ?
Dia sedang menulis surat
2)      Huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan yang termasuk kata gantinya
Contoh :
Allah  
Alquran
Islam
Injil
Budha
Kristen

Tuhan Maha Pemurah
Tuhan Yang Mahakuasa
Tuhan Yang Maha Esa
Tuhan, Engkaulah pelindungku
Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang lurus
3)      Huruf pertama petikan (kutipan langsung)
Contoh :
Masyarakat bertanya, “mengapa harus memilih?”
4)      Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang
Contoh :
Mahaputra Mohammad Yamin
Sultan Hamengkubuwono X

Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang
Contoh:
Ia baru dinobatkan menjadi sultan
Ia membawa buku kisah para nabi
Ia belajar mengaji bersama seorang imam
5)      Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang
Contoh:
Jenderal Suharto
Dokter Nugroho Iman Santosa
6)      Huruf pertama unsur nama orang
Contoh:
Wage Rudolf Supratman
Cut Nyak Dien
7)      Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, dan nama bahasa
Contoh :
bahasa Indonesia
suku Jawa
bangsa Indonesia
8)      Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah
Contoh :
Tahun Hijriyah
hari raya Idul Fitri
bulan Agustus
hari Sabtu
9)      Huruf pertama kata ynag menyatakn nama dalam geografi
Contoh :
Danau Singkarak
Danau Maninjau
Kali Kapuas
Selat Sunda

Huruf kapital tidak dipakai jika diikuti nama
Contoh :
Di propinsi itu ada beberapa buah danau
Mereka melewati sungai
10)   Nama kota yang mengikuti produk ditulis dengan huruf kapital
Contoh :
asinan Bogor
gudeg Yogya
tempe Malang
sate Padang
batik Yogyakarta  

Huruf Kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar (huruf  kapital). Penulisan kata dalam posisi ini bukan pada awal kalimat, bukan nama orang, atau penggunaan lain yang tidak dipersyaratkan pada penggunaan huruf kapital. Akan tetapi, perlu diperhatikan adanya penggunaan huruf kecil yang perlu ditekankan, misalnya nama jenis, bukan nama produk, dan bukan nama tempat dalam geografi.
Contoh :
kunci inggris (bukan kunci Inggris)
pisang ambon (bukan pisang Ambon)
harimau sumatera (bukan harimau Sumatera)

Huruf Miring
Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang dicetak miring, diberi garis bawah tunggal
Huruf miring digunakan untuk:
1)      Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan
Contoh :
Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs. Dan Sintowati
Majalah Tempo Mei 2009
Surat kabar Kompas 14 Agustus 2003
Judul karangan yang tidak diterbitkan, misalnya: artikel, makalah, atau skripsi tidak ditulis dengan huruf miring tetapi diapit tanda petik
Contoh :
“Bertekad Menegakkan Hukum,” Media Indonesia, 12 Desember 2004.
2)      Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
Contoh :
Kekayaan laut Indonesia dapat menghidupi dua ratus juta orang.
3)      Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya
Contoh :
Kreativitas baru berbahan baku Cassava membanjiri Eropa.
Pendidikan mahasiswa berbasis Andragogie.


Huruf Tebal
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Contoh :
Judul                                       : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab                                          : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab                              : 1.1 Latar Belakang Masalah
                          1.2 Tujuan

Daftar, indeks, dan lampiran  : DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
  DAFTAR LAMBANG
  DAFTAR PUSTAKA
  INDEKS LAMPIRAN



Referensi
Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grasindo, anggota Ikapi, Edisi revisi  2012), h. 52-58.
http://ndoroguru.blogspot.co.id/2014/04/makalah-penggunaan-huruf-kapital.html (diakses pada tanggal 13 April 2016, pukul 19:45 WIB)



Kata Baku dan Kata Tidak Baku




Kata Baku
Kata-kata baku adalah kata yang telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan dan tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sedangkan, kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
Salah satu penanda kata atau istilah baku adalah penulisannya. Cermatilah penulisan kata baku berikut ini.
Baku                 
         
Aerobik                      
Aktivitas                    
Efektivitas                  
Geladai                       
Hakikat                      
Hierarki                      
Imbau                         
Jadwal                        
Kualitas                      
Kuitansi                      
Kurva                         
Praktik                   
     

Penggunaan Kata-Kata Baku

Karena bentuknya yang formal, maka kata-kata baku sering digunakan pada tulisan maupun acara berikut ini:
           1. Surat lamaran kerja
           2. Tulisan ilmiah
     3. Pidato resmi
           4. Pertemuan resmi
     5. Acara kenegaraan
6         6. Tulian artikel majalah atau Koran
           7. Surat-surat atau dokumen Negara
           8.  Membuat nota dinas
9         9. Membuat surat dinas  


Kata Baku Berimbuhan

Dimungkiri
Ditemukan
Mengkritik
Mengubah
Menyilakan
Pertanggungjawaban


Kata Tidak Baku
Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering digunakan saat percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya kata tidak baku, yang diantaranya sebagai berikut ini:
            a. Yang menggunakan bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata yang dia maksud.
      b. Yang menggunakan bahasa tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan suatu kata
      c. Yang menggunakan bahasa sudah terpengaruh oleh orang-orang yang terbiasa menggunakan kata yang    tidak baku. 
      d. Dan yang terakhir, yang menggunakan bahasa sudah terbiasa memakai kata tidak baku.
 
Beberapa contoh  penulisan kata tidak baku 

Tidak baku

Erobik
Aktifitas
Efektifitas
Gladi
Hakekat
Hirarki
Himbau
Jadual
Kwalitas
Kwitansi
Kurve
Praktek 


Kata Tidak Baku Berimbuhan
Dipungkiri
Diketemukan
Mengkritik
Merubah
Menyilahkan
Pertanggungan jawab






Referensi
Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grasindo, anggota Ikapi, Edisi revisi  2012), h. 155-156.

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/166 (diakses pada tanggal 13 April 2016, pukul 17:30 WIB)

http://kbbi.web.id/praktik ((diakses pada tanggal 13 April 2016, pukul 17:45 WIB)






Materi 3: Model dan Standar Profesi di USA

Meningkatnya implementasi dibidang Teknologi Informasi (TI) pada jaringan perusahaan menyebabkan kebutuhan tenaga IT bertambah, hal ini tid...