A.
Pengertian
Ragam Bahasa
Ragam bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
B.
Ragam Bahasa
1.
Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Berdasarkan media yang digunakan ragam bahasa dibedakan atas
(1) ragam bahasa lisan: berpidato, berdiskusi, bertelepon, dan (2) ragam bahasa
tulis. Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan,
intonasi (lagu kalimat), kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan
kata, dan penyususnan kalimat. Ragam bahasa lisan terdiri dari (a) ragam bahasa
lisan baku sejalan dengan ragam bahasa tulis baku, dan (b) ragam bahasa lisan
tidak baku (bahasa pergaulan).
Ragam bahasa tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan
ejaan dan tanda baca (yang secara tepat dapat melambangkan intonasi), kosakata,
penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, penyusunan kalimat, paragraf, dan
wacana.
Contoh:
(1) Pelafalan baku (dicetak miring)
lazim digunakan dalam berbahasa lisan:
asas (azas atau asas)
andal (handal atau andal)
bus (bis atau bus)
energi (enerji atau energi)
izin (ijin atau izin)
imbauan (himbauan atau imbauan)
karisma (charisma atau karisma)
khasanah (kasanah atau khasanah)
(2) Pelafalan singkatan:
AC (ace/ase)
BBC (bebece/bibisi)
TBC (tebece/tebese)
TV (tivi atau teve)
(3) Ragam bahasa lisan
Tidak baku
a. Kosakata lebih menekankan pilihan
kata ynag tidak baku.
Bini Pak Camat bina ibu-ibu bikin
kerajinan dari bamboo.
Arjuna sedang bikin skripsi.
b. Bentuk kata bahasa lisan cendrung
tidak menggunakan imbuhan (awalan,akhiran).
Arjuna sedang tulis skripsi.
Rina sedang masak nasi.
c. Kalimat cendrung tanpa unsure yang
lengkap (tanpa subjek, predikat, atau objek). Kejelasan kalimat dipengaruhi
oleh unsur-unsur situasi ketika kalimat tersebut diucapkan. Isi kalimat dapat
dimengerti tetapi struktur kalimatnya salah. Misalnya, berupa anak kalimat,
gabungan anak kalimat, tanpa subjek, dan tanpa predikat (objek).
Di sini akan membicarakan
pertumbuhan ekonomi 2004.
Di Jakarta memiliki pusat bahasa.
Contoh:
Kita
dalam rapat kerja ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah konsep baru yang
kreatif. Hasil kerja ini akan dijadikan acuan pada program kerja 2005. Oleh karena
itu, kita semua di tempat ini diharapkan dapat bekerja secara serius sesuai dengan
jadwal dan target yang sudah ditetapkan.
Untuk itu, kita semua disediakan sarana yang dapat mendukung pencapaian target
tersebut. Apa pun yang Anda perlukan untuk mencapai target tersebut dapat
disediakan.
(4) Ragam bahasa tulis
Ragam ini menekankan penggunaan
ragam bahasa baku, ejaan (EYD) yang baku, kosa kata yang baku, bentuk kata yang
berimbuhan, dan kalimat yang lengkap secara gramatikal
Contoh 1:
a. Kosakata
Istri Pak Camat membina ibu-ibu memproduksi kerajian tangan dari bamboo
Arjuna sedang membuat skripsi.
b. Bentuk kata
Arjuna sedang menulis skripsi.
Rina sedang memasak nasi.
c. Kalimat
Dalam seminar ini kita akan mengkaji
pertumbuhan ekonomi 2004.
TKI yang dikirim ke luar negeri
harus memiliki paspor.
Jakarta memiliki Pusat Bahasa.
Contoh 2:
Kehadiran
dan kecepatan perkembangan teknologi informasi (TI) telah menyebabkan
terjadinya proses perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Kehadiran TI
tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam
memanfaatkannya. TI sekarang ini memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang
bersifat global dari dan keseluruh penjuru dunia sehingga batas wilayah suatu
negara menjadi tiada dan sutau negara-negara di dunia terhubungkan menjadi satu
kesatuan yang disebut global village atau desa dunia. Melalui pemanfaatan TI, siapa
saja dapat memperoleh layanan pendidikan dan institusi pendidikan mana saja, dan
kapan saja dikehendaki. (Paulia Pannen, M.Yunus, Teguh Prakosa dalam Kongres
Bahasa Indonesia VIII, 2003).
2.
Ragam Bahasa Beradasarkan Waktu
Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam
bahasa baru (modern). 1) Ragam lama lazim digunakan dalam penulisan
naskah-naskah lama. Ragam ini perlu dipahami oleh setiap orang yang bermaksud
mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu, misalnya upaya menemukan lokasi kapal
dagang VOC bermuatan benda-benda mulia yang tenggelam di Selat Sunda,
perjanjian dagang pemerintah Hindia Belanda dengan Kerajaan Banten, atau
peristiwa-peristiwa lain yang ditulis pada masa lalu. Misalnya: pemakaian
kosakata kolonialisme, feudal, bobot,
dan lain-lain. 2) ragam bahasa baru (modern) ditandai dengan penggunaan
kata-kata baru, Ejaan yang Disempurnakan, dengan mengekspresikan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, misalnya: internet,
jaringan, dan seluler.
3.
Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan
Komunikasi
3.1 Ragam
Bahasa Ilmiah
Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif,
efisien, baik, dan benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengkomunikasikan
proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah, misalnya, dalam penulisan:
a. Proposal kegiatan ilmiah, proposal
penelitian;
b. Laporan kegiatan yang berbentuk
surat, artikel, makalah, naskah.
c. Karya tulis ilmiah: skripsi, tesis,
dan disertasi.
d. Laporan rutin suatu pekerjaan yang
berbentuk surat, artikel, maupun naskah;
e. Laporan pertanggungjawaban: laporan
keuangan, laporan kegiatan,, laporan pemegang saham, laporan uji coba, laporan
proyek;
f. Laporan penelitian yang berbentuk:
laporan analisis, laporan deskriptif, laporan rekomendasi, laporan
deskriptif-analisis.
Ciri ragam bahasa ilmiah:
a. Struktur kalimat jelas dan bermakna
lugas;
b. Struktur wacana bersifat formal,
mengacu pada standar konvensi naskah;
c. Singkat, berisi analisis dan
pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap;
d. Cermat dalam menggunakan unsure baku
istilah/kata, ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf, wacana;
e. Cermat dan konsistem menggunakan
penalaran dari penentuan topic, pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data,
analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran;
f. Menggunakan istilah khusus yang
bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu;
g. Objektif dapat diukur kebenarannya
secara terbuka oleh umum, menghindarkan bentuk persona, dan ungkapan subjektif;
h. Konsisten dalam pembahasan topik,
pengendalian variable, permasalahn tujuan, penalaran, istilah, sudut pandang,
pendahuluan, landasan teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis,
sampai dengan kesimpulan dan saran.
3.2 Ragam
Bahasa Pidato
Dipengaruhi oleh (a) tujuan (menghibur, memberitahu,
mengajak/meminta), (b) situasi (resmi, setengah resmi, tidak resmi), (c) pendekatan
isi pidato (pendekatan akademis, intelektual, moral, sosial). Pidato resmi
menggunakan bahasa ragam lisan baku, tanpa unsure kedaerahan, menggunakan lafal
yang benar, struktur kalimat sesuai dengan tata bahasa, misalnya pidato presiden
menyambut tamu negara. Pidato tidak resmi, pidato ilmiah, menyajikan kebenaran
fakta yang bersifat objektif, universal dengan ragam bahasa lisan baku yang
serba terukur kebenarannnya, misalnya
presentasi skripsi, tesis, atau desertasi.
3.2.1 Ragam Pidato Ilmiah
Pidato ilmiah terdiri beberapa jenis, antara lain:
presentasi makalah ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis, dan lain-lain.
Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi dan tanya
jawab. Sedangkan penulisan skripsi, tesis, atau desertasi dilanjutkan dengan
presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan.
3.2.2
Ragam Pidato Resmi
Kata resmi mempunyai beberapa pengertian. 1) Resmi karena
situasinya, misalnya, pidato kenegaraan oleh pejabat negara. 2) Resmi karena kemuliaan isi dan situasinya,
misalnya, khotbah agama di dalam gedung ibadah. 3) Resmi karena informasi dan kekhidmatan
situasi penyampaian dalam sautu upacara, misalnya pidato akad nikah/perkawinan.
4) Resmi karena isi atau materi mangandung kebenaran universal dan disampaikan
untuk mewakili suatu negara.
3.3 Ragam
Bahasa Tulis Resmi
Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh (1) penyajian materi/pesan
yang bersifat mulia – dan kebenaran yang bersifat universal, (2) penggunaan
fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten, (3) penggunaan bentuk
lengkap, bentuk yang tidak disingkat, (4) penggunaan imbuhan secara eksplisit
dan konsisten, (5) penggunaan kata ganti resmi dan menghindari penggunaan kata
ganti tidak resmi, (6) penggunaan pola frase yang baku, (7) penggunaan ejaan
yang baku pada bahasa tulis, dan lafal yang baku pada bahasa lisan, dan (8)
tidak menggunakan unsur tidak baku, misalnya unsur kedaerahan atau asing.
3.4 Ragam Bahasa Sastra
Ragam ini mengutamakan unsur-unsur
keindahan seni, penulis cenderung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan
memadukan unsure intrinsik dan ekstrinsik, misalnya dalam roman, novel, cerita
pendek, dan lain-lain. Namun, ragam ini sering digunakan juga dalam iklan
promosi produk komersial, terutama dalam upaya menyentuh perasaan konsumen yang
menekankan kesenangan, keindahan, kenyamanan, dan lain-lain. Misalnya, iklan
sabun mandi untuk kecantikan; mobil yang menawarkan kepuasan kenyamanan dalam
paduan keindahan, kenyamanan dan kemewahan; pakaian dan asesorisnya; dan
lain-lain. Beda bahasa sastra dan iklan terletak pada tujuannya. Ragam sastra
menyenangkan bagi pembacanya – tanpa mendorong pembaca untuk membeli suatu
produk, sedangkan iklan bersifat persuasif
agar pembaca (pendengar) membeli produk.
3.5 Ragam
Bahasa Berita
Ragam bahasa berita lazim digunakan dalam pemberitaan; media
elektronik, media cetak, dan jurnal. Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh
dan objektif. Untuk menjamin objektivitas berita, penyaji perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak menambah atau mengurangi fakta
yang disajikan,
b. Tidak mengubah fakta berdasarkan
pendapat penyaji,
c. Tidak menambah tanggapan pribadi,
d. Tidak memihak kepada siapa pun, dan
e. Tidak menggunakan perasaan suka atau
tidak suka.
REFERENSI
Hs.Widjono.
2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (edisi revisi 2012). Jakarta:
PT Grasindo, anggota Ikapi.
http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-ragam.html. diakses pada tanggal 2 Oktober 2015, pukul 19:15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar